{"meta":{"page":0,"pages":0,"perpage":0,"total":50,"sort":null,"field":null},"data":[{"card":" \t\n \t\t\t\t\t\t\t\t
Hershey Chase melakukan eksperimen untuk mengetahui molekul yang berperan dalam mengatur sifat sifat organisme. dalam percobaan tersebut, bakteriofaga T2 di label dengan 35S atau 32P sebelum digunakan untuk menginfeksi escherichia coli.<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Virus bakteri yang digunakan pada ekseperimen ini terdiri dari kromatin dan protein<\/p>\r\n\r\n
B. Hershey Chase menggukana 35S dan 32P untuk melebel DNA <\/p>\r\n\r\n
C. Bakteriofaga T2 akan berikatan dengan reseptornya di permukaan sel<\/p>\r\n\r\n
D. Keturunan dari virus yang diproduksi sel inang yang terinfeksi akan terlebel oleh 32S dan tidak oleh 32P<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Anda telah mengembangkan suatu uji untuk mengikuti pembentukan filamen aktin dari monomer aktin. uji anda dimulai dari monomer aktin hasil purfikasi yang dilabel dengan probe fluoresen. pada saat polimerisasi, intensistas probe fluresen meningkat, sehingga polimerisasi dapat diukur.Data berdasarkan waktu di tunjukkan dan diplot pada grafik sebelah kiri grafik sebelah kanan menujukan distribusi ekuilibrium aktin pada subunit bebas (monomer) dan pada filamen, sebagai fungsi dari konsentrasi aktin, Anda juga melakukan optimasi buffer fisiologi ( pH 7,4) agar monomer aktin dapat memebntuk filamen.<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Dibutuhkan waktu selama 30 detik untuk melalui proses polimerisasi aktin.<\/p>\r\n\r\n
B. Intensistas fluoresen pada waktu 0 (nol) tidak menunjukknan nilai 0(nol) karena polimerisasi yang sedang terjadi diikuti prosesnya didalem sel.<\/p>\r\n\r\n
C. Konsentrasi kritis polimerisasi aktin pada eksperimen ini adalah 0,2 mg\/ml.<\/p>\r\n\r\n
D. Jika konsentrasi aktin awal ditambah dua kali lipat amak fase leg selama sintesis terjadi lebih cepat.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Suatu eksperimen dilakukan untuk menentukan perubahan ekspresi protein selaam siklus sel. Sel punca epidermal ditumbukan pada cawan petri dalam medium kultur yang diberi tambahan serum untuk menghasilkan cukup sel untuk eksperimen ini. Pada 24 jam sebelum eksperimen dimulai, sel punca epidermal dipindahkan kemedium kultur tanpa serum. Serum kemudian ditambahkan setelah 24 jam dan sampel protein diekstraksi dari sel punca epidermal setiap 2 jam selama 14 jam. Sampel protein kemudain dianalisis menggunakan SDS-PAGE dan ditunjukkan pada gamabr dibawah ini.<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Sel punca epidermal banyak ditemukan dilapisan membran basal dari epidermis kulit.<\/p>\r\n\r\n
B. Penggantian medium tanpa serum dilakukan untuk mengambat sel berproliferasi dan akan mensikronisasi pada GO<\/p>\r\n\r\n
C. Beberapa pita protein pada gel menunjukkan peningkatan setelah 4 jam inkubasi dan berlangsung sampai 14 jam<\/p>\r\n\r\n
D. Dari hasil di atas maka dapat diketahui bahwa dase S ditunjukan pada jam ke-2 Sampai ke-4 pada gel SDS-PAGE.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Suatu percobaan dilakukan untuk mengamati perilaku\/pola duplikasi dan splitting ( Pemisahan ) Sentriol selama siklus sel bulu babi (sea urchin). Pada kondisi normal. duplikasi sentriol terjadi selama interfase, Sedangkan splitting terjadi pada saaat sel akan memasuki fase M. Ketika sel telur bulu babi yang sedang berada di fase m diberi perlakuan dengan merkaptoetanol (MSH), kutub spindel (Spindle pole) akan menghilangkan dan proses mitoses terhenti ( tidak diketahui secara pasti bagaimana MSH menyebabkan hal tersebut akan tetapi kromosom tetap dalam kondisi terkemas padat dan replikasi DNA tidak terjadi.<\/p>\r\n\r\n
ketika sel telur dicuci untuk menghilangkan MSH, kutub spindel akan berbentuk kembali dan proses mitosis dapat terus beraljut. Pada sebagian besar kasus ( Gambar A ), penghilangan MSH akan memicu pembentukan spindel dengan empat kutub (tetrapolar). Sel tetrapolar yang membelah akan mengahasilkan empat sel anak penelusuran lebih lanjut pada sel anakan hasil pembelahan tersebut mengasilkan fenomena seperti gambar B )<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Keterangan : (A) Pembentukan tetrapolar spindeles karena perlakuan merkaptoetanol(MSH). (B) Jalur major utama dan minor untuk pembentukan spindel dan pembelahan sel.<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Kemungkinan pada saat mitoses sistem pengontrol jumlah sentriol tidak ditemukan lagi.<\/p>\r\n\r\n
B. pada gamabr B,data jalur minor sebagai besar sel anakan terakhir hasil mitoses spindel monopolar akan kembali membentuk spindel monopolar pada tahap siklus sel berikutnya<\/p>\r\n\r\n
C. Diperlukan sentriol dalam jumlah minimal tertentu agar proses splitting dapat berlangsung <\/p>\r\n\r\n
D. Pada gambar A, data jalur major sel anakan terakhir hasil mitosis spindel bipolar akan dapat menghasilkan spindel tetrapolar jika diberi perlakuan kembali dengan MSH.<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Jeremy ingin membuat senjata biologis yang berasal dari bakteri genus Enterabacter. Bakteri ini dapat menghasilkan protein toksin pada daerah periplasma.agar toksin tersebut dapat ditranspor ke dalam periplasma dibutuhkan PelB leader sequence pada ujung N dari polipeptida yang dihasilkan disertai pemotongan oleh signal peptidase. Untuk dapat mengekspresikan toksin ini, jeremy harus menyisipkan gen toksin ini dilakukan dengan vektor ekspresi pET-20b(+) yang memiliki clocing region seperti pada gambar.<\/p>\r\n\r\n
untuk mamastikan bahwa toksin berhasil ditranpor keperiplasma, Jeremy melakukan fraksionasi sel bakteri Enterobacter untuk memisahkan periplasma dan sitoplasma. Deteksi toksin dilakukan menggunakan teknik kromatografi teknik kromatografi afinitas menggunakan lebel His-Tag.<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau Salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Jika Jeremy menggunakan enzim restriksi ndel dan BamHI, maka toksin akan dapat diekspresikan di dalam periplasma.<\/p>\r\n\r\n
B. Penggunaan Double digest enzim EcoRV dan EcoRI dapat menyebabkan His-Tag dapat terdeteksi pada fraksi periplasma.<\/p>\r\n\r\n
C. Sekuensing nukleotida pada coding region dari vektor pET-20b(+) dapat dilakukan jika menggunaka primer T7 terminator.<\/p>\r\n\r\n
D. Penggunaan Double digest Xbal dan Ndel akan menghasilkan toksin yang hanya dapat diteksi disiplasma.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Autofagositosis pada organel-organel yang sudah tua adalah proses yang umum terjadi didalam sel.Gambar di bawah menunjukkan proses autofagosistosis dari organel yang sudah tua. <\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Stx17 merupakan salah satu protein yang berperan dalam fusi autofagosom dengan lisosom Protein ini baru ditambahkan jika autofagosom telah dibentuk. Stx17 memiliki 2 domain utama, yang pertama berupa dua alfa heliks transmembrane, yang menempel satu sama lain dengan glycine zipper dan dihubungkan oleh struktur beta turn . Domain kedua adalah domain sitoplasmik, yang diduga berperan pada proses fusi di atas skema protein tersebut ada pada gambar berikut.<\/p>\r\n\r\n
Untuk memastikan fungsi dari Stx17 beserta fungsi setiap domainnya, dilakukan percobaan menggunakan live cell imaging. Metode ini dilakukan dengan me-fusikan protein Stx17 dengan red fluorescence protein, dan melabeli jenis protein lain yaitu VAMP7 yang merupakan penanda untuk lisosom dengan GFP.sehingga apabila terjadi fusi dari autofagosom dan lisosom, akan terjadi kolokasisasi ( perpendara warna di tempat yang sama ) dan terdapat fluoresensi berwarna kuning. Desain percobaan yang dilakukan antara lain: (1) penghilangan domain transmembrane Stx17;(2) penghilangan domain sitoplasmik Stx17; dan (3) Stx17 ditambahkan pada autofagosom yang belum matang. Derajat kolokalisasi diamati untuk melihat efek dari masing masing percobaan seperti pada gamabr berikut:<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Ketika stx17 dihilangkan domain sitoplasmiknya hanya VAMP7 yang dapat terlokalisasi di autolisosom.<\/p>\r\n\r\n
B. Fusi autofagagosom dan lisosom membutuhkan Stx17 yang utuh.<\/p>\r\n\r\n
C. Stx17 yang dapat ditambahkan pada autofagosom yang belum matang akan menginhibisi proses fusi dengan lisosom<\/p>\r\n\r\n
D. Apabila di perocbaan lain ditemukan bahwa Stx17 dan VAMP7 ternyata ada pada lisosom dan autofagosom sekaligus penghilangan Stx17 di lisosom akan memberikan hasil berupa derajat kolokalisasi yang mirip dengan perlakuan pengilangan domain transmembran.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Transfer DNA dari organe ke nukleus umum terjadi selama proses evolusi. Akan tetapi masih belum diketahui apakah proses trasfer DNA yang sama dapat terjadi antara organel. Untuk itu dilakukan suatu percobaan menggunakan fragmen restriksi hasilisolasi dari DNA yang sama dapat terjadi antara organel. Untuk itu dilakukan suatu percobaan menggunakan fragmen restriksi hasil isolasi dari DNA kloroplas bayam ( spinach) yang mengandung urutan DNA dari gen Rubisco Gen ini tidak ditemukan di mitokondria bayam. Fragmen restriksi tersebut akan digunakan sebagai probe (pelacak) untuk mendeksi kemungkinan adanya transfer gen antara kloroplas dan mitokondria.<\/p>\r\n\r\n
Hanif mengisolasi DNA mitokondria dan kloroplas dari tanaman timun japang ( Zucchini), Jagung (corn), bayam dan kacang (pea) lalu memotongnya dengan enzim restriksi yang sama dan menganalisis hasilnya dengan elkroforesisi gel. Hanif lalu melakukan Souther Blotting menggunakan probe fragmen restriksi bayam di atas. Kehadiran fragmen DNA spesifik di lihat melalui autoradiografi yang hasilnya di tunjukkan pada gambar di bawah ini( m = Mitokondria, c = kloroplas). Perlu diketahui bahwa secara teknis, cukup sulit untuk memperoleh DNA mitokondria yang murni dan tidak terkontaminasi oleh DNA kloroplas ada kemungkinan sempel DNA mitokondria dari satu atau beberapa tanaman di atas telah terkontaminasi.<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut Benar (B) atau Salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
a. Kontaminasi sampel DNA mitokondria oleh DNA kloroplas dapat diketahui jika terdapat pita pada lajur m yang berukuran sama dengan lajur C pada hasil Southern Blotting <\/p>\r\n\r\n
b. Struktur molekul DNA fragmen restriksi tidak boleh berubah selama proses transfer dari gel ke membran nitroselulosa agar deteksi oleh probe menjadi akurat<\/p>\r\n\r\n
c. DNA mitokontaminasi tanaman timun jepan dan kacang keduanya kemungkinan telah terkontaminasi dengan DNA Kloroplasnya<\/p>\r\n\r\n
d. Tidak teramati dengan adanya transfer DNA dari klorplas ke mitokondria pada tanaman jagung dan bayam<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Sel purba di duga kuat terdiri dari biokatalis dan nutrien yang terkurung di dalam suatu vesikel bermembran lipid. Biokatalis paling awal disusun dari molekul RNA dan disebut ribozim. Walaupun demikian, Ribozim Modern diketahui membutuhkan kation divalen ( Misalnya ) Sebanyak
hingga
, padahal vesikel yang hanya mengandung asam lemak akan bocor pada konsentrasi tersebut timot menduga bahwa ada komponen lain pada membran vesikel purba yang membantu menstabilkan vesikel pada konsentrasi
tinggi.<\/p>\r\n\r\n
Untuk itu timot melakukan percobaan menggunakan vesikel dengan komposisi bervariasi, ia mengecek apakah penambahan menyebabkan kebocoran (leakage) Zat terlaurut dari vesikel menggunkana filtrasi gel (a) Jika penambahan
menyebabkan vesilkel bocor, akan dihasilkan dua puncak salah satunya adalah fraksi vesikel ( yang masih menahan sebagai zat terlarut) sedangkan puncak lainnya adalah fraksi zat terlarut yang bocor dari vesikel.<\/p>\r\n\r\n
Timot melakukan percobaan dengan tiga jenis vesikel pada suhu ruang, vesikel yang hanya mengandung asam lemak ( OA ), yang juga mengandung gliserol ester ( OA\/GMA), dan yang juga mengandung amida(OA\/GMOA). Zat terlarut yang di amati adalah perwarna organik kecil (dye) dan oligonuklesotida sepanjang 9 bp. ia memperoleh hasil sebagai berikut (b-g).<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)<\/p>\r\n\r\n
A. jika vesikel bersifat stabil dan tidak mengalami kebocoran, hasil filtrasi gel hanya akan menunjukkan satu puncak yaitu yang sebelah kanan ( pada gambar a)<\/p>\r\n\r\n
B. Sel purba dengan kandungan gliserol ester atau amida pada vesikelnya akan memiliki keuntungan selektif pada lingkungan yang kasa dibanding sel yang tidak<\/p>\r\n\r\n
C. Seandainya percobaan diulang pada suhu maka kebocoran akan meningkat pada semua jenis vesikel karena struktur membran akan menjadi rapuh.<\/p>\r\n\r\n
D. Seadainya panjang oligonkuleotida yang digunakan dalam percobaan ini tambah menjadi 18bp, maka tidak akan terjadi perubahan pada grafik e,f,g karena sebagai ion, olionukleotida tidak akan bisa menebus lipid membran.<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Ihsan ingin mengamati jalannya quorum sesing pada komunitas E. coli di dalam tanah, terutama kemampuan mereka untuk merespon senyawa AHL, suatu autoinduser. Untuk itu, ia merancang sistem biosensor menggunakan gas sebagai reporter karena protein fluoresens( reporter standar pada berbagai biosensor) tidak akan dapat diamati aktivitasnya pada matriks tidak transparan seperti tanah. <\/p>\r\n\r\n
Sistem yang Ihsan rancang melibatkan dua reporter, etilen () yang di hasilkan oleh enzim EFE (ethylene-forming enzyme) dan metil bromida (
) yang dihasilkan oleh enzim MHT (methyi holide transferse). ia mendesain dua varian biosensor:(1) MG1655-Lux, dimana ekspresi MHT diatur oleh promoter Phx yang diinduksi oleh LuxR suatu reseptor untuk AHL jenis 3-oxo-C6-HSL, dan (2) MG1655-las, dimana ekspresi MHT diatur oleh promoter Plas yan diinduksi oleh LasR, suatu reseptor untuk AHL jenis 3-oxo-C12-HSL. Ekspresi gen LuxR dan LasR dan LasR keduanya diatur oleh primer konstitutif (Pcom). Promoter
yang mengatur ekspresi EFE jua bersifat konstitutif, Skema biosensor tersebut adapat lihat pada gambar <\/p>\r\n\r\n
insan menambahkan berbagai konsentarsi AHL untuk mengamati kinerja dari biosensor dan hasilnya ditampilkan pada grafik b-g Untuk perbdaningan, ia juga menguji rasio produksi gas dari biosensor pada medium cari yang tidak mengandung tanah liquid. Ket: Mprmalized Ratio = Rasio konsentrasi gas metil bromida\/etilen. <\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut Benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Konsentrasi Etilen yang dihasilkan dapat di jadikan indikator untuk mengetaui jumlah Sel E coli yang mengandung Biosensor .<\/p>\r\n\r\n
B. Pengaruh etilen terhadap produksi metil bromida lebih kuat teramati pada biosensor MG1655-las karena di akhir eksperimen produksi metil bromida-nya mencapai 150% dari biosensor MG1655-lux.<\/p>\r\n\r\n
C. Jika promoter Plux termutasi sehingga kemampuannya untuk mengikat LuxR menurun, maka kurva tanah (soil) pada grafik f akan bergeser ke kanan.<\/p>\r\n\r\n
D. Partikel tanah meningkatka kemampuan biosensor MG1655-las untuk merespons AHL.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
HnRNP (Heterogenous ribonucleic protein) merupakan kompleks interaksi berbagai macam protein dengan transkripsi primer (HnRNA). Protein yang berinteraksi dengan RNA sampai pori inti. Kedua, Protein tersebut ikut ersama RNA keluar dair inti. Paidi ingin membuktikan 2 buah atau dikeluarkan bersamaan dengan RNA yang dibawanya menuju sitoplasma. Keduanya merupakan protein yang ada pada semua eukariot, walaupun terdapat beberapa perbendaan antara taksa. Untuk menguji masalah tersebut, Paidi melakukan uji fluorosensi pada dua protein menggunakan antibody, antibody yang mengenali HnrNP A memiliki flurosensi pada dua protein menggunakan antibody, Antibody yang mengenali HnRNP B berwarna hijau. Bistamy mengkultur sel Hela (Sel immortal) Kemudian memberi perlakuan sel tersebut dengan polyethykebe glycol, sehingga dapat berfusi dengan sel Xenopus. Fusi sel Hela dengan Xenopus akan menghasilkan sel heterokarion Hasil fusi dan fluorosensi terdapat pada gambar berikut<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Sel Xenopus tidak memiliki HnRNP A dan B<\/p>\r\n\r\n
B. HnRNP A ikut ditransport ke sitoplasma bersamaan dengan RNA yang dibawahnya<\/p>\r\n\r\n
C. HnRNP B tidak ikut ditransport ke sitoplasma bersama dengan RNA yang dibawahnya<\/p>\r\n\r\n
D. HnRNP yang ditransport ke setiplasma bersama dengan RNA akan dikembalikan lai ke nukleus.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Suatu peneletian tentang perkembangan kecambah yang beralih dari kondisi gelap (Skotomorfogensis) ke kondisi terang (Foromorfogenesis) dilakukan pada tanaman Arabidopsis thaliana. Respon ini dikenal dengan de-etiolasi. Diduga bahwa terjadi regulasi yang melibatkan beberapa gen dalam de-etiolasi, diantaranya adalah gen PAR dan COP. Untuk mengetahui peranan gen PHYTOCHROME RAPIDLY REGULATED (PAR), sekolompok peneliti menggunakan tanaman transgenik yang dibungkam (Silenced) dengan RNAi serta galur mutan CONSTITUTIVE PHOTOMORPHOGENIC (COP). Hasil penelitian mereka dituangkan pada gambar berikut ini ( Col-0 = Kontrol; PAR-RNAi = terbungkam; cop1-4 = mutan COP; PAR-RNA\/cop1-4= terbungkam dan mutan COP).<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Mofoflogi kecambah yang ditumbuhkan di temapt gelap (Dk) kondisi cahaya merah jaun (FR), kondisi cahaya merah (R) dan kondisi cahaya biru (B)<\/p>\r\n\r\n
A. Tumbuhan memerlukan ekspresi gen PAR agar dapat tumbuh dalam gelap<\/p>\r\n\r\n
B. Respon fotomorfogenesis yang melibatkan gen PAR dipicu oleh kodnisi penyinaran warna merah dan biru<\/p>\r\n\r\n
C. Respon fotomorfogenesis pada mutan cop1-4 ditekan secara parsial oleh produk PAR<\/p>\r\n\r\n
D. Produk gen PAR bekerja di bagian hulu dari produk gen COP pada jalur pensinyalan yang melibatkan cahaya<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Tanaman Bienertia sinuspersici yang belu diketahui jalur fotosintesisnya diteliti kloroplas klorenkimnya. Berikut ini adalah gambar hasil isolasi klorenkim daun B. Sinusperisici. <\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
I. Sel Klorenkim yang menunjukkan kloroplas tepi (P-CP), Kompartemen pusat (CC),Kloroplas kompartemen pusat, dan saluran sitoplasmik (cyt, channel)<\/p>\r\n\r\n
II. Sel-sel klorenkim yang diwarnai dengan vital stain(typan blue)<\/p>\r\n\r\n
Kemudian di lakukan pengukuran pembentukan PEP pada Kloroplas hasil isolasi dengan hasil seperti yang di tunjukkan pada gamabr berikut ini<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
-PYR = tanpa piruvat; -light= tanpa cahaya - CE= tanpa coupling enzyme ( PEP Karboksilase dan NAPD malat dehidrogenase)<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar ( B ) atau salah ( S )!<\/p>\r\n\r\n
A. Tanaman tersebut memiliki aktivitas PEP Karboksilase pada kedua tipe kloroplasnya<\/p>\r\n\r\n
B. Tanaman tersebut mealkukan fiksasi saat tidak ada cahaya seperti pada tanaman CAM<\/p>\r\n\r\n
C. Kedua sistem kloroplas di atas tdak menggunakan enzim rubisco untuk melangsungkan fotosisntesis<\/p>\r\n\r\n
D. Pada tanaman Bienertia Sinuspersici, Fiksasi karbondioksida da reaksi pembentukan gula terjadi pada satu sel fotosintetik. <\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Sitokinin (BA) merupakan salah satu jenis hormon tumbuhan yang memiliki fungsi salah satunya adalah merangsang pembentukan cabang puncak. Suatu penelitian dilakukan pada mutan regulator respon Arabidopsis ( ARR) tipe A untuk mempelajari lebih lanjut dari pensinyalan sitokinin. Oleh mutan arr 1-4 pada tanaman Arabidopsis thaliana denga hasil berikut ini (Col-0=Kontrol arr 1-4 = mutan ARR tipe A).<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Kemudian dilakukan pengamatan respon mutan tersebut terhadap auksin (NAA) dan strigolakton (GR24) dengan pembanding perlakuan menungunakan medium Mock (Tanpa hormon). Hasilnya ditunjukkan oleh gambar berikut ini .<\/p>\r\n\r\n
tentukan apakah pernyataan berikut ini benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
a. Regulator ARR tipe A bekerja sebagai regulator positif terhadap pensilnyalan sitokinin<\/p>\r\n\r\n
b. Pemberian auksin oksogen dapat menurunkan pertumbuhan tunas aksiler pada mutan ARR tipe A<\/p>\r\n\r\n
c. Penambahan Strigolakton dapat meningkatkan pertumbuhan tunas aksiler pada tanaman normal<\/p>\r\n\r\n
d. Mutan ARR tipe A menunjukkan Fenotip respon wild type terhadap auksin dan sitokinin tetapi reisten terhadaap strigolakton.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Gambar berikut menunjukkan diferensiasi elemen pembuluh tapis (sieve tube elemet, STE) dan sel pengatar ( Companion cell, CC) dari sel pemula floem pada angiospermae<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. sel pemula floem pada angiospermae dapat barasal dari prokambium maupun kambium pembuluh <\/p>\r\n\r\n
B. Pada proses perkembangannya, elemen pembuluh tapis mengalami partial opoptosis<\/p>\r\n\r\n
C. Berdasarkan posisinya, sel pengatar tidak terlibat secara langsung pada proses translokasi fotosintat<\/p>\r\n\r\n
D. Kalose merupakan jenis gula yang dapat digunakan oleh elemen pembuluh tapis untuk keperluan metabolisme.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Perhatikan sayatan melintang organ tumbuhan berikut!<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Struktur di atas merupakan buah semu<\/p>\r\n\r\n
B. Fertilisasi ganda terjadi pada bagian yang di tunjukkan pada panah (1)<\/p>\r\n\r\n
C. Bagian yang di konsumsi dari buah apel berasal <\/p>\r\n\r\n
D. Pola plasentasi struktur di atas merupakan tipe aksiler.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. Pemberian zinc pada B, Juncea lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan primer di bandingkan sekunder.<\/p>\r\n\r\n
B. Perlakuan zinc dosis tinggi menghambat diferensiasi perisikel<\/p>\r\n\r\n
C. Proporsi massa akar langsung berasal dari radikula menurun pada B. juncea saat pemberian 50 zinc<\/p>\r\n\r\n
D. B. napus lebih toleran terhadap cekaman zinc dibandingkan B.juncea<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Pertumbuhan dan perkembangan merupaka proses yang penting bagi tumbuhan, termasuk lumut. Perhatikan data morfologi terkait muasi gen PpXLG (PpXLG) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada lumut terkait Kiri: Pengamatan morfologi lumut secara langsung kanan atas: Pengamatan struktur reproduktif lumut pada mikroskop; kanan bawah: Detail struktur reproduktif.<\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
a. Ekspresi gen PpXLG dibutuhkan saat sel dibutuhkan saat sel gametofit lumut akan membelah.<\/p>\r\n\r\n
b. Panjang sporofit mutan PpXLG terlihat lebih pendek dibandinkan wild type. <\/p>\r\n\r\n
c. Pembentukan sporangium yang fungsional membutuhkan gen PpXLG yang normal.<\/p>\r\n\r\n
d. Mutan PpXLG terlihat memiliki gemetofit yang tidak dapat dibuahi.<\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t
Nociceptor merupakan reseptor yang berperan memberikan informasi rasa nyeri. Gambar di bawah menujukan lengkung refleks yang teraktivasi ketika nociceptor aktif. Refleks yang terbentuk akibat kaki menginjak paku adalah mengangkat kaki ke atas. N1-4 adalah neurotrasmiter yang dilepaskan oleh neuron pra-sinaptik. <\/p>\r\n\r\n
<\/p>\r\n\r\n
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar (B) atau salah (S)!<\/p>\r\n\r\n
A. N1 menyebabkan peningkatan permeabilitas membran pascasinaptik terhadap <\/p>\r\n\r\n
B. N2 menyebabkan peningkatan permeabilitas membran pascasinaptik <\/p>\r\n\r\n
C. N3 menyebabkan peningkatan pemeabilitas permeabilitas membran pascainaptik terhadap <\/p>\r\n\r\n
D. N4 menyebabkan peningkatan permeabilitas membran pascasinatptik terhadap <\/p>\r\n\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t\t